Mengapa Rumah Laba-Laba Lemah Menurut Al- Qur’an?
Mengapa Rumah Laba-Laba Lemah Menurut Al- Qur’an?
Menurut ahli zoologi evolusioner University of Aarhus di Denmark dan ahli jaring laba-laba Fritz Vollrath, jaring laba-laba lebih tahan lama dan elastis dibanding fiber terkuat buatan manusia (Kevlar) yang digunakan untuk membuat rompi antipeluru.
Menurut profesor emeritus teknik mesin di University of Houston John Lienhard, selain sangat lentur,jaring laba-laba mampu meregang hingga 140% tanpa rusak. Seperti dikutip dari “lifeslittlemisteries”, untuk bahan sekuat ini, jaring laba-laba termasuk sangat ringan.
Para ilmuwan sudah mengakui kekuatan jaring laba-laba. Benangnya lima kali lebih kuat dari dengan ketebalan yang sama. Padahal, baja termasuk material paling kuat yang tersedia bagi manusia. Selain itu, benang laba-laba memiliki gaya tegang 150.000 kg/m2. Jika ada seutas tali berdiameter 30 cm terbuat dari benang laba-laba, maka ia akan mampu menahan beban 150 mobil.
Dengan Fakta tersebut mengapa dalam AlQur’an menyebutka bahwa rumah terlemah adalah rumah laba-laba? Yaitu dalam surah Al-Ankabut ayat 41
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya : “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 41)
Ayat di atas memberi perumpamaan bahwa serapuh-rapuhnya sandaran atau selemah-lemahnya pertolongan adalah bagi siapa saja yang menjadikan selain Allah sebagai sandaran hidup atau pelindungnya. Seseorang yang menyandarkan hidupnya kepada harta, prestasi, popularitas, pangkat, jabatan dan kedudukan. Maka semua itu adalah sandaran yang rapuh, rapuh dan rapuh. Begitu banyak manusia stress, putus asa, kecewa bahkan nekat mengakhiri hidup karena sandaran yang dikejarnya tidak kunjung datang, bila didapatkan, sifatnya hanya sementara tidak bersifat abadi, bahkan terkadang sandaran itulah yang menjadi awal kehinaan baginya di dunia dan di akhirat.
Semua sandaran selain Allah ibaratnya adalah rumah laba-laba. Waktu, tenaga dan kerja keras yang dicurahkan guna mengejar dan mendapatkan sandaran selain Allah itu berarti semisal laba-laba yang sedang berusaha membangun rumahnya. Dan Allah menegaskan bahwa “Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba.”
Kelemahan rumah laba-laba, bukan pada unsur atau struktur bangunannya. Kalau itu yang dijadikan patokan maka rumah laba-laba adalah rumah paling kuat.Kelemahannya ada pada fungsi utama sebuah rumah. Sebuah rumah mempunyai fungsi utama untuk melindungi penghuninya.Namun pada rumah laba-laba,rumah itu tidak melindunginya sama sekali dari hujan,panas,angin,dll untuk penghuninya.
Kelemahannya juga terdapat pada esensi kehidupan rumah tangga yang rapuh dan sangat rapuh. Amatilah dengan teliti, dalam satu sarang hanya ada satu laba-laba, yaitu laba-laba betina. Menurut pakar bahasa Arab kata al-ankabut tergolong mudzakkar. Tetapi Allah menginformasikan bahwa yang membangun sarang adalah laba-laba betina, “Ittakhadzat baitan”. Dalam ilmu i’rab, fail-nya adalah dhamir mustathir taqdiiruhu hiya bahwa yang membangun sarang adalah laba-laba betina. Jika terlihat dua laba-laba dalam satu sarang, maka salahsatunya adalah jantan. Sijantan mendekati sarang untuk hajat biologis dengan betina. Bila hajatnya tertunaikan, ia harus segera pergi menjauh dari sarang. Jika tidak, sibetina menjadi buas lalu menerkam dan memangsanya. Bila laba-laba betina bertelur dan menetaskan telur-telurnya, anak laba-laba harus segera pergi meninggalkan sarang secepatnya, sebab ia juga akan diterkam dan dimangsa oleh induknya sendiri.
Singkatnya kehidupan rumah tangga semisal kehidupan rumah tangga laba-laba adalah kehidupan yang kacau balau, meskipun struktur dan bangunan rumah terlihat elit, kuat, megah dan besar. tidak ada ketenangan, ketentraman, kedamaian dan kerukunan dalam kekeluargaan. Yang ada adalah perselisihan, pertengkaran dan perang sesama anggota keluarga. Suami dan istri bertengkar, bercerai hingga terkadang berujung pada tewasnya salah satu dari mereka. Begitu sering terdengar dan terlihat di stasiun tv seorang suami menyiksa istrinya, membakar istrinya, menggorok leher istrinya bahkan memutilasinya. Atau istri yang memaki-maki suaminya, meracuninya, bahkan membunuhnya. Sisi yang lain, Anak-anak tidak mau taat terhadap orang tua, sukanya mabuk-mabukan, hambur-hambur uang, hidup glamour, pergaulan bebas, menghamili anak orang atau malah hamil di luar nikah, merasa lebih betah di luar rumah hingga terjerat narkoba dan mati mengenaskan. Semua ini dan contoh-contoh semisalnya menggambarkan kehidupan rumah tanggah yang rapuh sama dengan kehidupan rumah tangga laba-laba. Karena itulah pertahanan rumah laba-laba akan bobol bila angin bertiup kencang, atau ada tangan-tangan manusia yang mengusik dan merusaknya. Begitulah kehidupan seseorang yang dibangun tidak atas Iman dan Islam, sangat-sangat rapuh. Pertahanannya akan bobol cepat atau lambat seiring besarnya angin fitnah bertiup, dan dekatnya ia kepada manusia-manusia yang jauh dari Allah.
Intinya, Siapa yang berpaling dari peringatan Allah, tidak menjadikan Islam sebagai bingkai kehidupannya, melalaikan ibadah dan menjauhi pergaulan dengan orang-orang yang shaleh. Sebaliknya menggantungkan hidup kepada selain Allah, kepada harta, popularitas, jabatan dan kedudukan serta hal-hal yang dianggap bisa memuaskan syahwat. Lalu berusaha mengejarnya, maka tidaklah ia dapatkan di akhir perjalanannnya itu melainkan penderitaan dan kehinaan yang tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى . قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا .قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى .
Artinya : “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh baginya adalah penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?. Allah berfirman: Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan.” (QS.Thaha : 124-126)
Semoga Allah memperbaiki kehidupan dunia yang merupakan negeri perbekalan bagi kita menuju akhirat sebagai negeri balasan atas perbekalan yang disiapakan. Menjadikan bagi kita dari kehidupan dunia ini tambahan kebaikan dan keberkahan. Menjadikan kematian sebagai akhir dari keburukan-keburukan. Dan semoga kita hidup dan mati karena Allah, dimasukkan dan dipertemukan di dalam surga-Nya. (Amin yaa Rabbal ‘aalamin)
https://islamapia.wordpress.com/2016/05/03/mengapa-rumah-laba-laba-lemah-menurut-al-quran/
GRIYA HILFAAZ Toko Busana Keluarga Muslim |
0 komentar:
Posting Komentar